Pages

FACEBOOK Online Terus

FACEBOOK Online Terus

Buat kamu yang pengen terLihat Online di terus everytime di chat Facebook , ini nich Solusinya. Dengan memakai Layanan fitur dari yahoo 11 Beta, yang menyediakan Fasilitas Chat lewat Yahoo Mesenger.

Read More

SAHABAT SMKN 1 LOSARANG

SAHABAT SMKN 1 LOSARANG

sahabat itu sangat lah penting, sahabat bagaikan permata yang bersinar baagaikan cahaya mentari juga tiada

Read More

Tokoh antagonis dalam kehidupan kita

Tokoh antagonis dalam kehidupan kita

Hidup tanpa orang-orang yang membenci kita sama saja seperti menonton film Harry Potter tanpa Lord Voldemort, X-Men tanpa Magneto, dan Kung Fu Panda tanpa Tai Lung. Bayangkan saja kalau nggak ada Lord Voldemort sepanjang Harry Potter,

Read More


Thursday, January 19, 2012

CERITA POHON APEL

Apel banyak disukai karena rasanya yang khas. Berdasarkan penelitian, dalam satu buah apel saja diyakini memiliki banyak khasiat yang bermanfaat bagi tubuh.

Hhmm......
ngomong-ngomong tentang apel, ada cerita nih tentang POHON APEL,,,,
....Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang.

Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita, namun setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. dan pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi, Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel.

“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah, tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira, Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel.

”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang untuk waktu yang cukup lama.

Namun setelah sekian lama meninggalkan pohon apel Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.

”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.

”Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.

Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki.

“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.”

“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat.

Mari,marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya. (TAMAT)

Makna Cerita Pohon Apel :

Pohon apel itu adalah orang tua kita, (Ayah & Ibu)

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.

Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Ingat sangat besarnya jasa orang tua kepada saya, anda, tidak dapat tergantikan meski dengan pengorbanan yang teramat besar sekalipun. Ibu harus menahan sakitnya antara hidup dan mati untuk melahirkan kita.

Ayah harus bekerja siang malam tak kenal waktu untuk mencukupi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Tak jarang beliau berangkat bekerja pada pagi hari untuk kemudian kembali ke rumah ketika matahari sudah tenggelam. Tapi, sebagian dari kita, termasuk saya memang hanya bisa membalas jasa mereka dengan seadanya.

Pernahkah kita mencoba memandang dari sisi lain? Betapa kasihannya mereka, orang tua kita yang mati-matian mencari nafkah demi kelangsungan masa depan kita. Mereka kehabisan waktu untuk menikmati kebersamaan bersama anak-anaknya.

Saat remaja tiba mungkin kenakalan kita selalu dinasehati oleh orang tua kita, namun nasehat itu selalu kita abaikan dan orang tua kita hanya bisa menghela nafas panjang.

Saya masih teringat ucapannya “Suatu hari kelak , kamu akan menjadi ayah / Ibu dan akan merasakan pula tanggung jawab yang ada di pundakmu”

Saat si anak sudah beranjak dewasa, mereka harus melepas anak-anaknya untuk menjalani hidup baru bersama istri atau suami masing-masing.

Saat ini, mungkin saya,anda baru bisa merasakan, apa sebetulnya yang pernah orang tua kita rasakan selama membesarkan kita, dan bersyukurlah jika anda masih mempunyai Ayah & Ibu yang masih menasehati anda walaupun jauh dari hadapan anda, dibandingkan dengan teman, sahabat anda yang telah kehilangan Ayah / Ibu mungkin kedua orang tuanya sudah meninggal.

0 comments:

Post a Comment

Open Panel

Blogroll